OKSON, LUWU TIMUR,- Banyak yang penasaran, puluhan tahun PT Vale beroperasi di Sorowako Kabupaten Luwu Timur, Danau Matano, Danau Towuti dan Danau Mahalona bisa bertahan, airnya tetap jernih dan kondisi hutan disekeliling danau teta asri.
Hingga kini tiga danau purba ini tetap menjadi tumpuan hidup warga dan airnya juga digunakan untuk menopang industri peleburan nikel Vale.
Di Danau Matano warga memanfaatkan air danau dengan membangun kerambah untuk usaha budidaya ikan air tawar jenis ikan nila dan ikan mas. Selain itu banyak juga terbangun obyek wisata permandian memanfaatkan air danau yang sangat jernih.
Di Danau Towuti, sampai saat ini warga masih bisa memasang kelong untuk nenangkap ikan pangkilang. Ini adalah Ikan khas Danau Towuti, bentuknya mirip ikan Teri.
Saat ini ikan tersebut sudah diolah dan dikemas menjadi produk unggulan warga Towuti. Produk Ikan ini sangat laku di masyarakat.
Di Danau Mahalona air danau di jadikan tempat warga merendam dan mencuci merica selebihnya untuk pengairan sawah warga.
Kondisi ini bertahan dari dulu hingga sekarang, dan warga tidak pernah mengeluhkan kondisi air danau yang berubah keruh akibat aktivitas tambang PT Vale.
” Kami bersyukur puluhan tahun hidup dipesisir danau Matano tidak pernah kami melihat air dari wilayah tambang Vale masuk ke danau dalam keadaan keruh. Dan tidak sekalipun juga kami direcoki dengan luberan lumpur dijalan raya. ” Kata Astang Warga yang tinggal di pesisir danau Matano. ( 15/06/2025).
Kondisi danau tetap terjaga, meskipun diseputarannya terdapat aktivitas penambangan nikel.
Fakta ini kian meneguhkan Vale sangat berkomitmen menjaga keseimbangan lingkungan meskipun bisnisnya mengeksploitasi alam.
Lantas seperti apakah perlakuan yang sudah dilakukan PT.Vale dalam melaksanakan tata kelola tambang yang baik. Sehingga tiga danau tetap terjaga dan warga tetap nyaman tinggal diwilayah lingkar tambang PT Vale.
M. Iqbal Alfarobi ( Head of Mine Operation Sorowako)
saat menerima kunjungan Kerja Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni di bukit Solia Hill, menjelaskan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Vale dalam menambang nikel di blok Sorowako adalah pengolahan lingkungan dalam hal ini adalah penanganan air limpasan tambang.
Untuk memastikan semua limpasan air dari bukaan lahan tambang yang cukup luas itu, PT Vale menerapkan Total Suspended Solids ( TSS ) adalah parameter penting dalam pemantauan kualitas air, terutama air limpasan.
TSS mengacu pada jumlah total padatan yang tersuspensi dalam sampel air yang tertahan oleh penyaringan. Sistem ini juga efektip mengatasi secara natural ketika ada air hujan bertemu dengan air bukaan tambang dia akan tersaring dan padatan yang tertahan oleh filter.
Dengan pemantauan TSS yang rutin dan pengolahan air limpasan yang tepat, kualitas air dapat dijaga, dan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dapat diminimalkan.
Khusus untuk penanganan limpasan air tambang ini PT Vale juga sudah melakukan penanganan terpadu dengan memperbanyak kolam pengendapan lumpur.
” Saat ini kita sudah membangun lebih dari seratus kolam pengendapan lumpur, dan dari kolam ini juga airnya kita alirkan menuju kesatu titik. ” Ungkap Iqbal.
Dijelaskan, untuk meningkatkan mutu penanganan air limpasan, PT Vale saat ini sudah bekerjasama dengan (BPPT) atau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Lembaga ini ikut melakukan pengkajian, penerapan dan inovasi teknologi terkait sumber daya air, termasuk pengolahan air. Mereka juga terlibat dalam pengembangan teknologi untuk mengatasi masalah air. Tidak sebatas pengendapan lumpur saja.
Yaitu sistem pengolahan air yang dikenal dengan sistem Lamella.
Metode untuk menjernihkan air dengan memanfaatkan pelat miring dalam sebuah tangki untuk memisahkan partikel padat dari cairan. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip sedimentasi gravitasi, di mana partikel padat yang lebih berat dari air akan mengendap dan terkumpul di dasar tangki.
” Sistem ini lebih kompleks keuntungannya itu dia bisa mengolah dengan luasan lebih sedikit dibanding kan kolam pengendapan yang luas. Hanya saja lamela kita ini kafasitasnya masih terbatas. ” Kata Iqbal. (Son/***)






